Pindahkan kesini catatan dari FB. Hehe FBnya mau di hapus. Buat kenang-kenangan save di sini 🙂
===
Diary…
PERASAAN itu bisa berubah secepat kilat, juga bisa menjadi NANO_NANO seperti semalam dan hari ini. Sesungguh aku bingung bagaimana berceritanya denganmu. Tapi baik-lah akan kuceritakan, semoga kau tak bosan dengan ceritaku. Untuk ade Ayu. Thanks dah ngasih pengalaman yang lucu. Ehm “Luar Biasa” kata yang lebih tepat sepertinya.
Diary…. ini perasaan semalam~
Semalam kau “Bersedih”. Aku tau sepantasnya merasakan itu karena aku juga pernah merasakanya.  Siapa yang tak ingin bersama dengan keluarga. Apalagi saat salah satu di antara mereka sedang berulang tahun. Tentu tak puas jika hanya mengucapkan dengan kata dan terhalang jarak. Tapi percayalah meski kau tak bersamanya dia yakin kau menyayanginya. Serta harus terus percaya doa tulus itu lebih bermakna.
Hai, ade manis. Jangan bersedih ! Nanti aku akan ikutan galau. Itu yang harusnya aku katakan agar melihat wajah ceria yang kulihat siang dan malam. Tapi sayang aku hanya terdiam dan membiarkan kau menenangkan diri.
Aku pergi meninggalkan kamar itu, ehm maksudnya kos kita. Aku bingung harus kemana untuk mencari sesuatu yang special untuk dirimu. Eh, untuk “Kalian”. Ya, sepantasnya memang aku memberikan sesuatu yang special untukmu dan qoqo (Sahabat depan kamar). Aku melirik “Rumah Kue” begitu tertulis di plang. Aku perpikir untuk memelikan, tapi karena terlalu lama mengantri aku memiliki alternatif lain. Aku menuju sebuah toko yang lumayan JAUH. Aku membeli sebuah hadiah berwarna merah. Sebenarnya aku ingin membeli empat (Ayu, Qoqo, Icha, dan aku) karena tahun depan sepertinya kita sudah tak bisa melewati hari – hari bersama. Tapi sayang aku hanya mampu membeli dua. Tadi belum sembat gesek atm, aku sedang buruh – buruh.
Kecepatan 70km/jam di tengah kota. Membuatku hampir melupakan amanah. “Mba, tolong belikan……..” Pesan singkat Ayu. Memasuki 3 toko, ketemu juga. Belum sampai di kos. Perutku bernyanyi meminta jatah. Putar haluan. Beli makanan, mereka pasti belum makan pikirku. Ehm, lagi-lagi belum sampai kos harus memutar balik. Helemku tertinggal.
Sampai kos, KECEWA tingkat dewa. Aku sudah membeli dua kue dan makanan untuk dihabiskan bersama, membeli dua hadia untuk qoqo yang ulang tahun 12 Oktober dan Ayu beberapa hari lalu. Ayu sih langsung memeluk hadiahnya (warna kesukaannya). Tapi qoqo tidak ada. Lagi – lagi makanan itu tidak habis karena aku dan ayu jadi kehilangan selera makan. Kue dan boneka ku simpan di depan kamar Qoqo. Aku semalam bermain game menghilangkan rasa kesal. lagipula aku juga bosan belajar (tidak patut dicontoh)  . Tidak bertemu Icha sama sekali juga Huh….
Diary… perasaan hari ini~
“Mba, nurmi!” Suara imut menyebut namaku, terkesan manja tapi bersemangat itu selalu aku dengar setiap hari jika si anak maba pulang dari kampus.
“Ehm,” Cuma itu tanggapku.
“Mba, mau ikut! Ambil paket di terminal.” Ajaknya
“Boleh!” Jawabku karena sudah bosan bermain dengan kertas dan CD yang berserakan.
Kami meluncur. Tiba – tiba kepikiran es kelapa muda. Mampir sejenak menyegarkan tenggorokan. Eh, ada taman untuk numpang narsis. Sesampai terminal antar kota yang dicari sudah tak ada.
“Maaf, Mba. Saya sudah di Samarinda seberang!”
Kami menyusul melewati jembatan MAHAKAM yang super macet karena sudah jam4. Belok sana-sini, justru malah sampai ke terminal antar Provinsi. Dengan muka tembok bertanya pada petugas.
“Bus Cahaya Bumi, di depanya ada tulisan Cinta Allah, No KT….” cerewet kami bertanya. Semua tak tau. Rupanya Ayu salah, harusnya “Cahaya Bone”. Ucpakan “Thanks” dengan muka MALU.
Perjuangan itu berhasil setelah mencari kesana-sini, tanya sana-sini, dan mengerjar bus tapi SALAH. Pulang dengan senyuman.
Kebiasaanku saat digonjeng toleh kanan kiri. “Ih, senyumnya manis!” Celetukku saat melihat seseorang yang tersenyum dibalik helemnya. Karena penasaran dengan wajahnya, kami pelan – pelan.
“Pelan banget dia mba!” Gerutu ayu. Sampi lampu merah malah jadi ekornya nyelip-nyelip di antara mobil. Tapi tetep saja tak tau bagaimana rupanya. Aku malah berkomentar helm teman yang menggoncengnya. Hehhehehe…Helemnya unik dan antik. Btw…Kami hampir jatuh karena ada pengendara yang menghidari anak kecil di pinggir jalan. Kehilangan Jejak si“senyum manis deh.”. Lampu merah simpang empat berikutnya ada pak polisi berlari. Kami pikir bakalan nilang kami yang di klaksonin mobil karena hamir ketambrak. Eh, pas noleh kebelakang. Kami muka bengong dan beberapa detik kemudian tertawa. Si“senyum manis kena tilang gara – gara helem antik temannya”.
Kami makan dan minum jus. BETENYA saat mas pnjul jusnya mengolokku karena menyum Alpukat dengan ALFUKAT (Nada baca Alquran). Duduk santai mau sms, Eh dicari Hpnya ILANG dan ternyata jatuh saat mondar-mandir di sebrang sana. PANIK pasti, ditelpon, diangkat, disuruh ngambil sekarang tapi begitu jauh jadi makan dulu sudah terlajur pesan.  TENANG sedikit. Setelah itu GALAU, nomor tak aktif.
“Coba aja dulu, mba, OPTIMIS”
“Ok, kita ambil.” Padahal tak tau alamat dan tak punya nomor Hp yang mungut. Aku mengirim pesan ke nomorku. SYUKURLAH, dibalas dengan nomor lain. Disuruh menunggu didepan pengadilan setelah sholat magrib. Ok, kami juga mencari mushola, kebetulan aku ingat rumah seseorang yang kukenal di sekitar situ. ALHAMDULILLAH, KALAU REJEKI TAK KEMANA. Hpnya sudah ditangan dan lagi – lagi PULANG DENGAN TERSENYUM.
Samarinda, 13 Oktober 2012