Jalanku

https://www.facebook.com/nurmie.virgirls.cynk.m/posts/68545397816124

#Anda harus tau agar tak salah menilai saya.
#Ini jujur bukan rekayasa!!!
#pertama kali saya bercerita,

Jalan masing2 org berbeda. Kehidupan saya memang keras. Mau sekolah aja dr SMP, SMA, Kuliah nekat daftar tanpa bilang keluarga. Pake uang sendiri. Kadang jika tak sanggung membeli buku meminta orang tua dgn terpaksa dan tak memaksa. Saya bangga jadi anak perempuan tertua, anak petani, orang tua sy yg tua setiap yg melihat mengira kakek saya. Saya bangga kuliah sambil kerja. Diwarung makan, pembuat nota laundry, di trevel, ngajar private, dan tempat-tempat lain yang rela menolong saya. Bahkan jadi salah satu tukang setrika di rumah orang. Asal semua itu halal dan meringankan beban orang tua saya.

Ngekos dari SMP demi sekolah. menahan 10 tahun kerinduan dan rasa bersalah yang menumpuk. memendam perasaan kekurangan perhatian. Menangis di tengah malam. Belum lagi ortu yg gaptek dan tak bisa membaca. Hanya bisa mendengar suaranya saat pulang yang bisa di hitung sebelah jari dalam setahun. Aku tetap bangga.

AKU BANGGA!!!

Belum lagi saat sakit tak tega memberi tahu mereka. Uang makan direlakan untuk kesembuhan. Aku memang tangguh dan kuat bekerja seperti anak laki-laki, tapi itu dulu, saat SD hanya bisa jajan jika mecari uang sendiri atau mama akan memberikannya jika ada rejeki lebih. Tapi kini aku tidak setangguh masa sekolahku. Saat kuliah, aku lemah terhadap penyakit. Yah, semua kurahasiakan dari keluarga, termaksud sahabat dekatku.

Dan saat tabunganku habis, saat aku belum mendapat sepeserpun dari hasil keringatku, aku rela memakan nasi goreng yang hanya bercampur bawang dan garam berhari-hari. Aku malu untuk meminta pada orang tua, yang kutau belum tentu mereka makan dengan lauk ikan.

Aku bangga jadi anak mereka!!!

.

Dan tahun lalu saat kami kehilangn rumah, segala sesuatu yang kami punya rata dengan tanah. Aku ingin kembali untuk selamanya. Mengakhir segalanya. Tapi karena harapan mereka aku tetap berangkat ke ujung kalimtan, yah KKN, ketempat yang tak pernah kubayangakn sebelumnya. Saat kembali aku sakit, hari lebaran kuhabiskan untuk bebaring di kasur hingga hampir seminggu dan terlambat untuk daftar konfirmasi sebagai peserta PPL 2, aku rela bekerja lebih keras menunggu semester berikutnya. Kembali Tuhan mengujiku dengan memberi lokasi yang jauh, tak ada angkutan umum, hingga aku rela nekat mengkredit motor, 5 bulan di sekolah membuatku merasa berharga, dan bangga kelak mendidik anak bangsa, ah–setengahnya kini sudah lunas, motor itu nanti kuberikan pada adikku yg kurasa lebih memerlukannya.

Saat Laporan PPL, perpisahan, dll tentang PPL usai. Aku pulang untuk menenangkan diri semunggu rencananya. Tapi aku bertahan 2 bulan, alasan sederhana sakitku yang tak parah tapi begitu terasa menyiksa sesekali, terlebih di tengah malam yang dingin. Setiap ortu bertanya aku mengeluarkan begitu banyak alasan yang entah di mengerti atau tidak oleh mereka.

Selama itu aku tak berdiam diri, aku tak ingin semuanya diketahui, aku sibuk membantu ayahku yang mulai rentah seperti anak laki-laki. Tak kubiarkan mama mengerjakan segala tugasnya sendiri. Aku akan star dulu sebelum mama melakukannya. Tak sekalipun aku malu. Tak malu sama sekali dengan tatap orang-orang yang kutau ingin berkomentar ini itu. Inilah aku yang ingin melakukan segalanya untuk yang terkasih.

.

Karena harapan mama lebih baik kelaklah, aku masih di sini saat ini di tempat penuh air mata perjuangan. Memperjuangkan segalanya yang sempat tertunda.

Bahkan saat target2 menjadi mubazir karena keadaan. Penyesalan dan rasa bersalah selalu menghantui, walau kutau tak akan mengubah apa-apa.

“Maafkan aku,”
hanya kata itu yang mampu terucap saat tangis menjadi teman.

Iyah. Maafkan aku!!! Maafkan aku.

#mungkin yang membaca menganggap lebay. Tapi saya menangis seperti anak kecil saat menulisnya

Tinggalkan komentar

Tinggalkan komentar